Kamis, 29 Oktober 2009

Rasulullah dan Yahudi Buta

Di satu sudut pasar kota Madinah, hidup seorang lelaki yahudi tua yang buta. Lelaki ini mengisi harinya dengan meminta-minta. Tetapi tidak hanya meminta-minta seperti pengemis lainnya, lelaki Yahudi ini juga suka berbicara pada siapa saja yang lewat atau mendekatinya. Sayangnya dia bukan bicara yang baik-baik. Lelaki ini justru berbicara sambil menghasut.

“Wahai kawan, jangan dekati Muhammad dan jangan mau didekati Muhammad. Dia itu orang gila, pembohong, dan tukang sihir. Kalau kalian dekat-dekat denganya kalian akan dipengaruhinya. Jadi hati-hatilah, jangan dekat-dekat dengan Muhammad.” Begitulah selalu si Yahudi ini akan berkata pada orang-orang di sekitarnya.

Sambil menghasut orang-orang saat meminta-minta, lelaki Yahudi ini terus saja menanti pagi hari dengan penuh harap. Sebab pada setiap hari akan dating seorang lelaki baik yang menanyakan kabarnya dengan suara lembut dan membawakannya makanan. Tak hanya itu sang lelaki dermawan ini akan menyuapinya dengan penuh kesabaran hingga sang Yahudi pun merasa kenyang.

Tentu saja sang Yahudi tak menyia-nyiakan kesempatannya menghasut. Setiap kali sang lelaki dermawan itu dating, sang Yahudi tak pernah lupa mengingatkannya untuk tidak mendekati Muhammad. Dan untuk menegaskan ucapnnya tak lupa sang Yahudi ini akan mencaci Rasulullah saw. Entah dengan sebutan orang gila, pembohong atau tukar sihir.

Suatu hari Rasulullah saw wafat. Warga Madinah berduka. Tetapi tidak demikian dengan sang lekali Yahudi. Kabar wafatnya Rasulullah justru membuatnya bahagia. Karena dia sangat membenci Rasulullah. Hanya saja herannya, sejak hari itu tak ada lagi lelaki baik dan dermawan yang biasa membawakannya makanan dan menyuapinya.

Beberapa hari setelah wafatnya Rasulullah saw, Khalifah Abubakar Siddiq ra berkunjung ke rumah anaknya yang juga istri Rasululla, Aisyah ra. Abubakara lantas bertanya pada Aisyah : “Adakah sunnah Rasulullah yang belum aku kerjakan ya Aisyah?”

Aisyah pun menjawab pertanyaan ayahnya. “Wahai ayah engkau adalah seorang ahli sunnah, sungguh hamper tidak ada satu sunnah pun yang belum ayah lakukan kecuali satu saja”.

“Apakah itu?” Tanya Abubakar ra.

“Selama ini setiap pagi Rasulullah saw selalu pergi ke ujung pasar sambil membawa makanan untuk seorang pemngemis Yahudi buta yang ada di sana,” jawab Aisyah ra.

Keesokan harinya Abubakar ra pun pergi ke pasar yang dikatakan Aisyah dengan membawa makanan untuk diberikannya kepada pengemis Yahudi itu dan memberikan makanan itu kepadanya.

Ketika Abubakar ra mendatanginya, si pengemis bertanya keras, “Siapa kamu?’

Abubakara ra menjawab, “Aku orang yang biasa.”

“Bukan!” sergah si pengemis. “Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku.” Jawab si pengemis buta. “Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang makanan.”

Abubakar kini mulai menyuapi sang pengemis. Namun pengemis itu menjadi marah dan berteriak. “Engkau bukan orang yang biasa. Kalu dia yang dating tidak pernah susah mulut tuaku ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku dengan terlebih dahulu melumatkan makanan yang dibawanya. Jadi katakan siapa dirimu dan kemana orang yang biasa menyuapiku dulu?”

Hampir saja Abubakar ra tidak mampu menjawab karena air matanya kini mengalir deras. Sambil menahan sedih karena terkenang pada Rasulullah, Abubakar pun menceritakan hal yang sebenarnya pada sang pengemis.

“Aku memang bukan orang yang biasa dating padamu. Aku hanyalah salah seorang sahabatnya. Dan sungguh, orang dermawan, baik dan mulia yang biasa mendatangimu itu sudah tiada. Dialah Rasulullah saw, yang beberapa hari lalu meninggal dunia.”

Betapa terkejutnya sang pengemis itu mendengar cerita Abubakar ra. dia pun ikut menangis dan berkata, “jadi, diakan sang Muhammad itu?. Padahal selama ini aku selalu menghinanya, memfithanya, mencacinya dan menghasut orang-orang untuk membencinya. Tetapi tak sekalipun dia membalasku atau bahkan sekedar memarahiku. Bahkan ia mendatangiku setiap hari, melumatkan makanan dan menyuapiku dengan lemah lembut. Perilakunya ternyata begitu mulia…. aku sungguh tidak menduga dialah Muhammad….”

Maka tak menunggu lama, sang pengemis Yahudi yang buta itu pun menyesali perbuatannya dan akhirnya bersyahadat di hadapan Abubakar ra. (Ummi)

Rabu, 21 Oktober 2009

Si Kulup Yang Durhaka

Cerita ini berasal dari Belitung. Dahulu, ada sebuah keluarga miskin bertempat tinggal di dekat sungai Cerucuk. Kehidupan keluarga tersebut sangatlah miskin. Mereka hidup dari mencari dedaunan maupun buah-buahan yang ada dalam hutan. Hasil pencariannya dijual di pasar.

Keluarga tersebut mempunyai seorang anak laki-laki bernama Si Kulup. Si Kulup senang membantu orang tuanya mencari nafkah. Mereka saling membantu. Meskipun mereka hidup berkekurangan namun tidak pernah merasa menderita

Suatu ketika, ayah si Kulup pergi ke hutan untuk mencari rebung yang masih muda. Rebung itu dijadikan sayur untuk makan bertiga. Saat menebang rebung, terlihatlah oleh ayah si Kulup sebatang tongkat berada pada rumpun bambu. Pak Kulup demikian orang menyebut ayah si Kulup mengamati tongkat tersebut. Semula tongkat itu akan dibuang, tetapi setelah diperhatikan betul dan dibersihkan ternyata tongkat itu bertabur intan permata dan merah delima.

Ia juga tetap membawanya rebung pulang, karena dari situlah mata pencahariannya sehari-hari. Pak Kulup dengan perasaan was-was dan takut membawa pulang ke rumah. Sesampai di rumah, didapatinya si Kulup sedang tiduran dan istrinya berada di rumah tetangga.

Sikulup disuruh memanggil ibunya, tapi pemuda itu tidak mau. Ia baru saja pulang mendorong kereta. Badan masih lelah. Ia tidak tahu bahwa ayahnya membawa tongkat yang bertabur intam permata.

Kap Kulup pergi menyusul istrinya yang bertandang di rumah tetangga. Pak Kulup dan Mak Kulup terlihat asyik bercerita menuju rumahnya. Sampai di rumah mereka bertiga berunding tentang tongkat yang ditemukan tadi siang.

Pak Kulup mengusulkan supaya tongkat itu disimpan saja. Mungkin nanti ada yang mencarinya. Mak Kulup menjawab “ Mau disimpan dimana…? Kita tidak punya Lemari.”

Kenudian si Kulup pun usul: “lebih baik dijual saja, supaya kita tidak repot menyimpannya.”

Akhirnya mereka bertiga bersepakat untuk menjual tongkat temuannya. Si Kulup ditugasi untuk menjual tongkat tersebut ke negeri lain. Si Kulup pergi meninggalkan desanya. Tidak lama kemudia tongkat itupun telah terjual dengan harga yang sangat mahal.

Setelah sikupu menjadi kaya, ia tidak mau pulang ke rumah orang tuanya. Ia tetap tinggal di rantauan. Kartena ia selalu berkawan dengan anak-anak saudagar kaya maka ia pun diambil menantu oleh saudagar paling kaya di negeri tersebut.

Si Kulup sudah beristri. Mereka hidup serba berlebih. Si Kulup sudah lupa akan kedua orang tuanya yang menyuruh menjual tongkat.

Setelah bertahun-tahun mereka hidup dirantau, oleh mertuanya si Kulup disuruh berniaga ke negeri lain bersama istrinya. Si Kulup lalu membeli sebuah kapal besar. Ia juga menyiapkan anak buahnya yang diajak serta berlayar. Mereka berdua minta doa restu kepada orang tuanya agar selamat dalam perjalanan dan berhasil mengembangkan dagangannya.

Mulailah mereka berlayar meninggalkan daerah perantauannya.Saat itu Si Kulup teringat kembali akan kampong halamannya. Ketika sampai di muara sungai Cerucuk mereka berlabuh. Suasana kapal sangat ramai karena suara dari binatang perbekalannya, seperti: ayam, itik, angsa dan burung.

Kedatangan si Kulup di desanya terdengar oleh kedua orang tuanya. Sangatlah rindu kedua orang tuanya, terlebih-lebih emaknya. Emaknya menyiapkan makanan kesukaan si Kulup seperti : ketupat rebus, belut panggang dan sebagainya. Kedua orang tuanya dating di kapal sambil membawa makanan kesukaan anaknya.

Sesampai di kapal kedua orang tua itumencari anaknya si Kulup. Si Kulup sudah menjadi saudagar kaya melihat kedua orang tuanya merasa malu. Maka disuirnyalah kedua orang tuanya. Buah tangan yang dibawa oleh emaknya pun dibuang.

Saudagar kaya itu marah sambil berucap: “ Pergi! Lekas Pergi.” Aku tidak punya orang tua seperti aku. Jangan kotori tempatku ini. Tidak tahu malu, mengaku diriku sebagai anakmu. Apa mungkin aku mempunyai orang tua miskin seperti kau. Enyahlah, engkau dari sini!”

Pa Kulup dan isterinya merasa terhina sekali. Mereka cepat-cepat meninggalkan kapal. Putuslah harapannya bertemu dan mendekap anak untuk melepas rindu. Yang mereka terima hanyalah umpatan caci maki dari anak kandungnya sendiri.

Setibanya di darat, emak si Kulup tidak dapat menahan amarahnya. Ia benar-benar terpukul hatinya melihat peristiwa tadi. Ia berucap:”Kalau saudara itu benar-benar anakku si Kulup dan kini tidak mau mengaku kami sebagai orang tuanya, mudah-mudahan kapal besar itu karam.”

Selesai berucap demikian itu, ayah dan emak si Kulup pulang ke rumahnya dengan rasa kecewa. Tidak berapa lama terjadi suatu keanehan yang luar biasa, tiba-tiba gelombang laut sangat tinggi menerjang kapal saudagar akaya. Mula-mula kapal itu oleng ke kanan dan ke kiri, menimbulkan ketakutan luar biasa pada penumpangnya. Akhirnya kapal itu terbalik,semua penumpangnya tewas seketika.

Beberapa hari kemudian di tempat karamnya kapal besar itu, muncullah sebuah pulau yang menyerupai kapal. Pada waktu-waktu tertentu terdengar suara binatang bawaan saudagar kaya. Maka hingga sekarang pulau itu di namakan Pulau kapal.

Rabu, 07 Oktober 2009

Kudus, Bagian Dari Sejarah Perkembangan Islam di Jawa


NAMA aslinya Sayyid Ja'far Shodiq. Namun lebih dikenal sebagai Sunan Kudus. Sementara yang lebih sering disebut Sunan Muria aslinya bernama Raden Umar Said.
Paling mudah dikunjungi adalah makam Sunan Kudus yang lokasinya berada di kota tersebut. Sementara makam Sunan Muria berada di daerah pegunungan Muria, di sisi utara kotaDari ibukota Pro­vinsi Jawa Tengah, Semarang, Kudus berada di sisi timur sejauh sekitar 40 kilometer. Dengan transportasi umum hanya perlu waktu sekitar satu jam.

Tidak sulit menemukan makam Sunan Kudus karena berada dalam satu kompleks de­ngan ikon kota tersebut yaitu Menara Kudus dan Masjid Al Aqsa. Kompleks itu sendiri hanya berjarak sekitar 1,5 kilometer ke arah barat Alun-Alun Simpang Tujuh kota. Secara administratif berada di wilayah Kelurahan Kauman, Kecamatan Kota.

Yang terlihat menonjol dari kompleks itu adalah Menara Kudus yang tingginya sekitar 18 meter. Bentuk uniknya yang merupakan perpaduan budaya Hindu dan Islam langsung menarik perhatian.

Tersusun dari batu bata merah layaknya candi Hindu bangunan dengan dasar sepuluh meter persegi itu berfungsi sebagai menara masjid. Berdasarkan catatan sejarah, menara itu dibangun sekitar tahun 1687 Masehi.

Pengaruh Hindu terlihat pada proses pem­bangunannya. Konon batu-batu itu disusun tanpa perekat. Hanya sekadar saling digosok dan kemudian ditempel sehingga tidak tersedia ruang bagi udara.

Ciri lain yang menunjukkan pengaruh Hindu adalah adanya selasar di kaki menara, yang dalam juga biasa ditemukan pada candi-candi Hindu dan disebut pradaksinapatta.

Tepat di samping Me­nara, terletak ba­ngu­nan Masjid Al Aqsa. Catatan sejarah menunjukkan pembangunan masjid tersebut sekitar tahun 956 Hijriah atau 1549 Masehi. Yang unik dari masjid tersebut adalah gapura kembar yang berada di serambi masjid dan di dalam masjid. Konon gapura itu adalah benteng kewalian Sunan Kudus.

Di kedua sisi masjid terdapat masing-masing delapan pancuran untuk berwudu. Pancuran itu adalah bagian bersejarah dari masjid tersebut, karena dibangun dengan teknik konstruksi layaknya membangun candi Hindu. Berbahan batu bata merah dan disusun tanpa perekat.

Kini, masjid seluas 1.723,8 meter persegi itu menjadi salah satu pusat pendidikan Islam. Setiap hari, puluhan santri menghafal Alquran dan bertadarrus di masjid tersebut.

Khusus pada bulan Ramadan, seusai jamaah Salat Subuh diadakan pengajian tafsir Alquran oleh KH Sya'roni Ahmadi, salah satu kyai sepuh di Kudus. Ribuan warga kota Kudus berbondong-bondong mengikuti pengajian tersebut. Sumber: Jawapos.com (detikpos)

Mumi Raja Mesir Berusia 3000 Tahun


Wajah penguasa Mesir kuno paling terkenal, Raja King Tutankhamun dipamerkan untuk umum pertama kalinya. Mumi ini berusia hampir 3.000 tahun lebih..woww!!

Kalangan arkeolog mengambil mumi itu dari sarcophagus dan menyimpannya di sebuah peti dengan pengaturan suhu di makamnya di Lembah Para Raja Luxor. Peristiwa itu terjadi 85 tahun setelah makam Firaun ditemukan oleh petualang Inggris Howard Carter. Sampai sekarang, hanya 50 orang yang pernah melihat wajah raja bocah yang meninggal lebih dari 3000 tahun lalu. Saat para pakar itu mengangkat Tutankhamun dari peti jenazahnya mereka menyingkirkan kain putih yang menutupi dia, muncullah wajah berwarna hitam dan tubuhnya.
Langkah itu dilakukan sebagai bagian dari cara melindungi jenazah dia. Arkeolog menyatakan jenazah itu terancam karena panas dan kelembaban di dalam makam itu karena sejumlah besar turis yang berkunjung setiap tahun. "Golden boy itu memiliki keajaiban dan misteri, oleh karena itu setiap orang dari seluruh dunia datang ke Mesir untuk melihat apa yang dilakukan untuk melindungi golden boy dan semuanya saya yakin datang untuk menyaksikan golden boy," ujar Kepala Bidang Peninggalan Mesir Zahi Hawass sebelum jenazahnya dipindahkan. Topeng emas Tutankhamun dicopot dengan pisau panas dan kabel Tutankhamun berkuasa di Mesir 1333 sampai 1324 SM dan diyakini naik tahta dalam usia sekitar 9 tahun. Meskipun semasa hidupnya tidak memiliki sejarah yang menentukan, kematian Tutankhamun mendapat perhatian dunia karena makamnya dalam kedaan utuh ketika dibuka oleh Carter tahun 1922. Makamnya berisi harta karun emas dan kayu hitam indah yang dianggap mewah ketika Carter melihat kedalam makam itu. Ditanya apa yang dia saksikan, jawabannya yang terkenal "Ya, sesuatu yang mengagumkan."
Penyebab kematian Karya agung makam itu adalah jenazah firaun yang dibuat mumi, ditutupi jimat dan perhiasan serta mengenakan topeng emas. Dalam upaya mengambil harta karun itu, Carter dan timnya memotong jenazah itu kedalam beberapa bagian, memenggal lengan dan kepalanya dan menggunakan pisau panas dan kabel untuk menyingkirkan topeng emas yang direkat ke wajah Tutankhamun dengan proses pembalseman. Tahun 2005 kalangan ilmuwan merekontruksi Tutankhamun Tubuhnya direkonstruksi dan dikembalikan ke sarcophagus aslinya tahun 1926. Kemudian pernah dibawa keluar untuk pengujian sinar X tiga kali dalam beberapa tahun berikutnya. Harta karun yang diambil memikat dunia dan menarik jutaan orang datang ke Lembah Para Raja. Pertanyaan mengenap mengapa Tutankhamun meninggal sekitar usia 19 tahun dan gosip adanya kutukan yang membuat meninggal mereka yang terlibat penggalian makamnya makin membuat terkenal firaun.

Ketika tubuhnya diperiksa sinar X tahun 1968, terdapat patahan tulang di tengkoraknya yang mendorong spekulasi bahwa dia dibunuh dengan pukulan. Sejumlah sejarawan berpendapat bahwa dia dibunuh karena berupaya mengembalikan politeisme setelah menggantikan Akhenaten yang meninggalkan dewa-dewa emas Mesir untuk monoteisme. Namun pemeriksaan scan jenazahnya tahun 2005 membuat para peneliti menyatakan dia tidak dibunuh dan mungkin meninggal karena komplikasi tulang kaki yang retak. Kepala bidang peninggalan Mesir Zahi Hawass mengatakan penelitian menunjukkan raja bocah ini meninggal setelah luka karena infeksi meskipun tidak semua tim setuju dengan diagnosa itu namun semua menolak dugaan pembunuhan.(gambargambaraneh)

Jumat, 02 Oktober 2009

Setelah Gempa, Air Sempat Muncul dari Tanah


PADANG, KOMPAS.com — Kepanikan akan datangnya tsunami bukan hanya muncul karena guncangan gempa yang kuat, melainkan karena sejumlah saksi mata juga menyaksikan air keluar dari tanah beberapa menit setelah gempa terjadi. Mereka mengira luberan air itu adalah awal tsunami.
Warga Kota Padang, Linda, mengaku melihat air keluar dari tanah di halaman rumahnya. Khawatir akan terjadi tsunami, apalagi rumahnya hanya berjarak satu kilometer dari pantai Padang, dia pun mengungsi ke sebuah rumah sakit.

Sementara itu, Eri, warga Tiku, Kabupaten Agam, atau berjarak 100 kilometer dari Padang, mengaku juga melihat air keluar dari tanah. Eri yang tempat tinggalnya juga berjarak kurang dari satu kilometer dari pantai itu pun ketakutan dan mengungsi ke perbukitan di dekat kampungnya.

Pusat Peringatan Tsunami Pasifik sebelumnya juga melansir kemungkinan tsunami melanda Padang dan sekitarnya dalam waktu beberapa menit setelah gempa. Namun, setelah setengah jam, tak ada laporan tsunami muncul di Padang dan sekitarnya.

Gempa 7,6 skala Richter yang menggoncang pesisir barat Sumatera terasa sangat kuat. Warga yang menetap di pesisir memilih mengungsi ke arah bukit-bukit karena ketakutan ada tsunami.

Di Maninjau, Agam, sebuah bukit longsor. Seorang warga bernama Hafiz mengaku melihat langsung kejadian mengerikan itu. Sejumlah rumah diduga tertimbun longsor.

Pergerakan tanah itu terjadi, kata Hafiz, tak lama setelah gempa. Maninjau merupakan lembah yang dikelilingi pegunungan. Di tengah-tengah terdapat danau yang merupakan daya tarik wisata utama di Sumatera Barat setelah Bukittinggi. (viv)


Hello Assalamu'alaikum sahabat blogger tercinta atau siapapu yang datang kesini. Silahkan baca artikelnya mudah-mudahan bermanfaat kalo sudah baca jangan lupa memberikan komentar, apapun komentarnya, yang enak maupun yang tidak enak, boleh memuji maupun mencela yang penting kasih komentar. Makasih yah.

ZIKIR YANG AMPUH

Award Dari Sahabat

    Award dari Sahabat

Blog Sahabat

Bendera Negara Pengunjung

free counters