Jackson pernah diberitakan ingin sekali dikloning. Ia takut sekali pada kematian. Seperti dituturkan oleh bekas sopirnya, Al Bowman, raja pop yang tutup usia pada Kamis, 25 Juni lalu, itu sangat terobsesi atas kesuksesan Dolly, domba betina Amerika hasil kloning.
Jackson bahkan pernah mendatangi konferensi yang digelar sekte Raelian di Las Vegas pada 2002. Sekte religius yang didirikan jurnalis Prancis, Claude Vorilhon, ini meyakini bahwa roh manusia ikut mati dalam tubuh yang melapuk. Satu-satunya kunci menuju hidup abadi, Raelian meyakini, adalah kloning--mencipta ulang seorang manusia dari susunan genetiknya.
"Saya benar-benar ingin melakukannya, Uri, dan saya tidak peduli biayanya," kata Jackoa kepada sahabatnya, Uri Geller, seorang cenayang, saat mereka keluar dari gedung tempat berlangsungnya konferensi.
Terlepas dari akurasi berita itu dan seberapa jauh kebenaran klaim Clonaid--divisi ilmiah Raelian yang menyatakan berhasil mencipta anak perempuan yang dinamakan Hawa, faktanya sains belum sehebat yang diinginkan Jacko. Belum ada konfirmasi resmi yang menyatakan keberhasilan embrio manusia hasil kloning yang tumbuh menjadi jabang bayi, apalagi yang sampai ke tahap pertumbuhan sesudahnya semacam bocah perempuan Hawa.
Tapi, memang, kemampuan itu sudah menuju kesana. Mungkinkah Michael Jackson yang juga pernah berhasrat mengawetkan jasadnya sebelum mati secara kriogenik (dengan temperatur yang sangat dingin) akan menjadi yang pertama?
Para ilmuwan memang memulainya dengan hewan. Tak usah berbicara Dolly, mamalia pertama hasil kloning dari sel hewan dewasa pada 1996, yang kemudian disusul hewan lainnya, yakni tikus, sapi, babi, anjing, kucing, dan monyet. Teknologi ini sebenarnya sudah ada sejak 1952 ketika seekor katak kolam dibuat "berganda" lewat sel-sel embrionik.
Total sudah ada ratusan hewan klon, tapi faktanya jenis-jenis mereka masih terbatas itu-itu saja. Proses kloning masih tidak efektif. Data dari Human Genome Project mengungkapkan, sekitar 98 persen eksperimen kloning mampat. Kebanyakan di antaranya berujung pada embrio yang lemah dan kematian prematur.
Seperti si domba Dolly dan kawan-kawannya sesama hewan klon, beberapa spesies boleh jadi memang lebih resistan terhadap terapi transfer inti sel somatik. Proses pelucutan nukleus dari sebuah sel telur, lalu menukarnya dengan nukleus milik sel donor, memang tergolong proses terapi traumatik. Butuh teknologi yang lebih mutakhir sebelum lebih banyak spesies mampu tumbuh melalui proses itu.
Hambatan itu belum seberapa karena yang terberat justru ada di luar laboratorium, yaitu kepedulian soal etika. Human Genome Project mengungkapkan bahwa para dokter dari American Medical Association dan para ilmuwan dari American Association for the Advancement of Science telah mengeluarkan pernyataan publik yang menolak kloning reproduktif manusia.
Sebuah analisis kebijakan yang dilakukan United Nations University pada 2007 menyimpulkan, kloning harus dinyatakan ilegal atau dunia harus memiliki rencana untuk melindungi aktivitas klon-mengklon dari diskriminasi dan penyalahgunaan. Yang dikhawatirkan adalah kloning bisa menjadikan kehidupan manusia sebagai komoditas, "sehingga akan ada semacam pasar organ manusia dari 'tubuh tanpa otak' hasil kloning untuk memenuhi hasrat mereka para orang kaya yang ingin menambah panjang hidupnya."
Michael Jackson, seperti diberitakan, hanya menginginkan sebuah versi mini dari dirinya sekadar untuk terus menjaga harta dan popularitasnya. Al Bowman mengungkapkan, "Ia ingin Michael Jackson bisa hidup selamanya." ( sumber: Koran Tempo)
1 komentar:
rupanya masih banyak orang yang takut mati, karena harus meninggalkan harta yang sangat dia sayangi dan dengan susah payah dia dapati
Posting Komentar