Kamis, 05 November 2009

Penelusuran Benteng Kota Lama Semarang

SEMARANG, KOMPAS.com - Upaya penelusuran keberadaan Benteng Kota Lama yang dilakukan tim penelitian Balai Arkeologi Yogyakarta akan ditindaklanjuti. Hal ini karena ekskavasi benteng tersebut pada akhir Mei lalu masih terkendala keterbatasan ruang terbuka dan izin dari pemilik lahan.

"Kemungkinan, pada bulan Juli atau Agustus 2010, tim kembali mengadakan ekskavasi untuk mengetahui bentuk Benteng Kota Lama," ujar Sugeng Riyanto, ketua tim peneliti Balai Arkeologi Yogyakarta, dalam seminar bertajuk Arsitektur Kota Semarang dari Masa ke Masa di Universitas Katolik Soegijapranata, Kota Semarang, Rabu (4/11).

Selain Sugeng, bertindak selaku pembicara adalah Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan III Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Semarang M Farchan, pakar cagar budaya sekaligus anggota Badan Pengelola Kawasan Kota Lama (BPK2L) A Kriswandhono, dan pengajar Fakultas Arsitektur dan Desain Unika Soegijapranata.

Menurut Sugeng, ekskavasi pada pertengahan 2010 nanti akan melibatkan sekitar 10-15 peneliti atau lebih banyak dibandingkan ekskavasi sebelumnya yang hanya terdiri atas lima peneliti.

"Ekskavasi tersebut akan difokuskan untuk mencari bangunan ujung benteng atau bastion pada benteng yang diperkirakan berbentuk segi lima tersebut. Kami tinggal menentukan titik penggalian, kemungkinan di lahan PT Gas Negara," kata Sugeng.

Pada akhir Mei lalu, tim peneliti hanya mendapati sisa tatanan batu bata yang diduga sebagai tembok benteng dan menemukan sedikitnya 500 artefak perkakas rumah tangga, seperti piring, mangkok, dan lainnya. Ekskavasi dila kukan di lahan parkir Bus Damri, Jalan Empu Tantular.

Berdasarkan hasil penggalian itu, tim peneliti berasumsi bahwa Kota Lama pernah dikelilingi benteng pada rentang waktu 1756-1824. Penemuan itu juga mempertegas garis imajiner yang terdapat pada Peta Belanda tahun 1800.

Dari pihak Pemkot Semarang, M Farchan mendukung adanya ekskavasi lanjutan untuk memastikan keberadaan Kota Lama. "Penemuan tersebut merupakan upaya untuk melengkapi sejarah Kota Semarang," katanya.

Farchan memastikan, pemkot akan mendampingi peneliti untuk mendapatkan izin dari pemilik lahan di kawasan tersebut. Namun, kondisi fisik lahan harus dijamin untuk dikembalikan seperti semula.

A Kriswandhono mengemukakan, banyak warga Kota Semarang yang belum mengetahui sejarah Kota Lama. Minimnya akses informasi membuat publik mengabaikan salah satu potensi wisata Kota Semarang tersebut.

Untuk itu, ekskavasi di kawasan Kota Lama diperlukan karena selama ini informasi mengenai bangunan cagar budaya tersebut hanya sebatas dari dokumen tanpa dilengkapi dengan peninggalan fisik, seperti artefak atau prasasti.

Tidak ada komentar:

Hello Assalamu'alaikum sahabat blogger tercinta atau siapapu yang datang kesini. Silahkan baca artikelnya mudah-mudahan bermanfaat kalo sudah baca jangan lupa memberikan komentar, apapun komentarnya, yang enak maupun yang tidak enak, boleh memuji maupun mencela yang penting kasih komentar. Makasih yah.

ZIKIR YANG AMPUH

Award Dari Sahabat

    Award dari Sahabat

Blog Sahabat

Bendera Negara Pengunjung

free counters