Rabu, 29 Juli 2009

Depok Tempo Dulu


Depok Zaman Prasejarah

Penemuan benda bersejarah di wilayah Depok dan sekitarnya menunjukkan bahwa Depok telah berpenghuni sejak zaman prasejarah. Pene-muan tersebut itu berupa Menhir "Gagang Golok", Punden berundak "Sumur Bandung", Kapak Persegi dan Pahat Batu, yang merupakan peninggalan zaman megalit. Juga penemuan Paji Batu dan sejenis Beliung Batu yang merupakan peninggalan zaman Neolit.
Depok Zaman Padjajaran

Pada abad ke-14 Kerajaan Padjajaran diperintah seorang raja yang diberi gelar Sri Baduga Maharaja Ratu Haji di Pakuan, yang lebih dikenal dengan gelar Prabu Siliwangi. Di sepanjang Sungai Ciliwung terdapat beberapa kerajaan kecil di bawah kekuasaan kerajaan ini, diantaranya Kerajaan Muara Beres. Sampai Karadenan terbentang benteng yang sangat kuat sehingga mampu bertahan terhadap serangan pasukan Jayakarta yang dibantu Demak, Cirebon dan Banten.

Depok berjarak sekitar 13 km sebelah utara Muara Beres. Jadi wajar apabila Depok dijadikan front terdepan tentara Jayakarta saat berperang melawan Padjajaran. Hal itu dibuktikan dengan:

* Masih terdapatnya nama-nama kampung atau desa yang menggunakan bahasa Sunda antara lain Parung Serang, Parung Belimbing, Parung Malela, Parung Bingung, Cisalak, Karang Anyar dan lain-lain.
* Dr. NJ. Krom pernah menemukan cincin emas kuno pening-galan zaman Padjajaran di Nagela, yang tersimpan di Museum Jakarta.
* Tahun 1709 Abraham Van Riebeck menemukan benteng kuno peninggalan kerajaan Padjajaran di Karadenan.
* Di rumah penduduk Kawung Pundak sampai sekarang masih ditemukan senjata kuno peninggalan zaman Padjajaran. Senjata ini mereka terima turun-temurun.

Depok Zaman Islam
Pengaruh Islam masuk ke Depok diperkirakan pada 1527, dan masuknya agama Islam di Depok bersamaan dengan perlawanan Banten dan Cirebon setelah Jayakarta direbut Verenigde Oost-lndische Compagnie (VOC) yang pada waktu itu berkedudukan di Batavia. Hubungan Banten dan Cirebon setelah Jayakarta direbut VOC harus melalui jalan darat. Jalan pintas terdekat yaitu melalui Depok. Karena itu tidaklah meng-herankan kalau di Sawangan dan banyak peninggalan- peninggalan tentara Banten berupa :

* Kramat Beji yang terletak antara Perumnas Depok I dan Depok Utara. Di sekitar tempat itu terdapat tujuh sumur dan sebuah bangunan kecil yang terdapat banyak sekali senjata kuno seperti keris, tombak dan golok peninggalan tentara Banter saat melawan VOC. Dapat disimpulkan bahwa orang-orang yang tinggal di daerah itu bukanlah petani melainkan tentara pada jamannya. Informasi dari Kuncen turun temurun, bahwa tempat itu sering diadakan pertemuan antara tentara kerajaan Banten dan Cirebon. Di tempat itu biasanya diadakan latihar bela diri dan pendidikan agama yang sering disebut pade-pokan. Kemungkinan nama Depok juga bersumber dari Pa-depokan Beji.
* Di Pandak (Karadenan) terdapat masjid kuno yang merupakan masjid pertama di Bogor. Lokasi masjid ini dengan Bojong Gede hanya terhalang Sungai Ciliwung. Masjid ini dibangun Raden Safe'i cucu Pangeran Sangiang bergelar Prabu Sura-wisesa, yang pernah menjadi raja mandala di Muara Beres. Di rumah-rumah penduduk sekitar masjid ini masih terdapat senjata-senjata kuno dan beberapa buah kujang peninggalan zaman Padjajaran. Jadi masjid dibangun tentara padjajaran yang masuk Islam kurang lebih tahun 1550.
* Di Bojong Gede terdapat makam Ratu Anti atau Ratu Mae-munah, seorang prajurit Banten yang berjuang melawan padja-jaran di kedungjiwa. Setelah perang selesai suaminya (raden pakpak) menyebarkan agama Islam di Priangan, sedangkan ratu anti sendiri menetap di bojonggede sambil menyebarkan agama Islam sampai meninggal.

Depok Zaman Kolonial

"...Maka hoetan jang laen jang disabelah timoer soengei Karoekoet sampai pada soengei besar, anakkoe Anthony Chastelein tijada boleh ganggoe sebab hoetan itoe misti tinggal akan goenanya boedak-boedak itoe mardaheka, dan djoega mareka itoe dan toeroen-temoeroennj a tijada sekali-sekali boleh potong ataoe memberi izin akan potong kajoe dari hoetan itoe boewat penggilingan teboe... dan mareka itoe tijada boleh bikin soewatoe apa djoega jang boleh djadi meroesakkan hoetan itoe dan kasoekaran boeat toeroen-temoeroennj a,..."

Penggalan kalimat dengan ejaan van Ophuijsen itu adalah hasil terjemahan Bahasa Belanda kuno dari surat wasiat tertanggal 14 Maret 1714 yang ditulis tangan Cornelis Chastelein, seorang Belanda, tuan tanah eks pegawai (pejabat) Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC). Tiga bulan kemudian Chastelein meninggal dunia, persisnya 28 Juni 1714. Cornelis Chastelein itulah yang disebut cikal bakal berdirinya Kota Depok sekarang. Di bawah wewenang Kerajaan Belanda ketika itu (1696), ia diizinkan membeli tanah yang luasnya mencakup Depok sekarang, ditambah sedikit wilayah Jakarta Selatan plus Ratujaya, Bojong Gede, Kabupaten Bogor sekarang.

Meneer Belanda itu menguasai tanah kira-kira luasnya 1.244 hek-tare, setara dengan wilayah enam kecamatan zaman sekarang. Yang menarik dari surat wasiatnya, ia melukiskan Depok waktu itu yang dihiasi sungai, hutan, bambu rimbun, dan sengaja ditanam, tidak boleh di-ganggu.

Sungai Krukut yang disebut-sebut dalam surat wasiat itu boleh jadi berhubungan dengan wilayah Kelurahan Krukut, Kecamatan Limo, Kota Depok sekarang, persisnya di selatan Cinere. Jika ada penggilingan tebu, niscaya ada tanaman tebu. Pastilah tanaman tebu itu terhampar luas dengan pengairan cukup. Bisa dibayangkan betapa elok Depok waktu itu.

Depok dan Bogor menjadi wilayah kekuasaan VOC sejak 17 April 1684, yaitu sejak ditandatanganinya perjanjian antara sultan haji dari Banten dengan VOC. Pasal tiga dari perjanjian tersebut adalah Cisadane sampai ke hulu menjadi batas wilayah kesultanan Banten dengan wilayah kekuasaan VOC.

Saat pemerintahan Daendels, banyak tanah di Pulau Jawa dijual kepada swasta, sehingga muncullah tuan tanah-tuan tanah baru. Di daerah Depok terdapat tuan tanah Pondok Cina, Tuan Tanah Mampang, Tuan Tanah Cinere, Tuan Tanah Citayam dan Tuan Tanah Bojong Gede.

Pada masa kejayaan VOC sejak akhir abad ke-17 hingga per-tengahan abad ke-18 hampir semua orang Belanda di Batavia dan sekitarnya yang kaya raya memiliki sejumlah besar pekerja. Tumbuh kembangnya jumlah pekerja antara lain disebabkan kemenangan-kemenang an yang diraih VOC atau Belanda dalam menguasai suatu daerah, yang kemudian diangkut ke Pulau Jawa.

Pada era tersebut, hidup seorang tuan tanah dermawan yang juga menaruh perhatian besar terhadap perkembangan agama Kristen di Batavia dan sekitarnya. Beliau adalah Cornelis Chastelein yang menjadi anggota Read Ordinair atau pejabat pengadilan VOC. Ayahnya Antonie Chastelein, adalah seorang Perancis yang menyeberang ke Belanda dan bekerja di VOC. Ibunya Maria Cruidenar, putri Wali Kota Dordtrecht. Sinyo Perancis-Belanda ini menikah dengan noni holland Catharina Van Vaalberg. Pasangan ini memiliki seorang putra, Anthony Chastelein, dan kawin dengan Anna De Haan.

Saat menjabat pegawai VOC, kariernya cepat melejit. Namun, saat terjadi perubahan kebijakan karena pergantian Gubernur Jenderal VOC dari J. Camphuys ke tangan Willem Van Outhorn, ia hengkang dari VOC. Sebagai agamawan fanatik, Cornelis tidak senang melihat praktek kecurangan VOC. Borok-borok moral serta korupsi di segala bidang lapisan pihak Kompeni Belanda selaku penguasa sangat berten-tangan dengan hati nurani penginjil ini. Maka ia tetap bersikukuh keluar dari VOC, beberapa saat sebelum Gubernur Jenderal VOC Johannes Camphuys mengalihkan jabatannya kepada Willem Van Outhorn.

Pada 18 Mei 1696, ia membeli tiga bidang tanah di hutan sebelah selatan Batavia yang hanya bisa dicapai melalui Sungai Ciliwung dan jalan setapak. Ketiga bidang tanah itu terletak di 6ilangan Mampang, Karanganyar, dan Depok. Tahun itu juga, ia mulai menekuni bidang per-tanian di bilangan Seringsing (Serengseng).

Untuk menggarap lahan pertaniannya yang luas itu, ia menda-tangkan pekerja dari Bali, Makassar, Nusa Tenggara Timur, Maluku, Ter-nate, Kei, Jawa, Batavia, Pulau Rate, dan Filipina. Semuanya berjumlah sekitar 120 orang. Atas permintaan ayahnya dulu, ia pun menyebarkan agama Kristen kepada para budaknya. Perlahan muncul di sini sebuah padepokan Kristiani yang disebut De Eerste Protestante Organisatie van Kristenen, disingkat Depok. Semboyan mereka Deze Einheid Predikt Ons Kristus yang juga disingkat Depok.

Menjelang ajalnya, 13 Maret 1714, Cornelis Chastelein menulis wasiat berisi antara lain, mewariskan tanahnya kepada seluruh pe-kerjanya yang telah mengabdi kepadanya sekaligus menghapus status pekerja menjadi orang merdeka. Setiap keluarga bekas pekerjanya memperoleh 16 ringgit. Hartanya berupa 300 kerbau pembajak sawah, dua perangkat gamelan berlapis emas, 60 tombak perak, juga dihi-bahkannya kepada bekas pekerjanya. Pada 28 juni 1714 Cornelis Chas-telein meninggal dunia, meninggalkan bekas budaknya yang telah melebur dalam 12 marga yaitu Jonathans, Leander, Bacas, Loen, Samuel, Jacob, Laurens, Joseph, Tholens, Isakh, Soediro, dan Zadhoks. Marga itu kini hanya tinggal 11 buah karena marga Zadoks telah punah.

Anthony, putra Cornelis Chastelein, meninggal pada 1715, satu tahun setelah ayahnya meninggal. Istri Anthony kemudian menikah dengan Mr. Joan Francois De Witte Van Schooten, anggota dari Agtb. Raad van Justitie des casteels Batavia.

Di Depok saat ini masih terdapat Lembaga Cornelis Chastelein (LCC) yang bergerak di bidang pendidikan dan sosial. Lembaga itu dibentuk 4 Agustus 1952 dihadapan Notaris Soerojo dengan perwakilan diantaranya J.M Jonathans dan F.H Soedira.

Sementara itu, keturunan pekerja yang dimerdekakan Cornelis Chastelein itu biasa disebut Belanda Depok. Namun RM Jonathans, salah satu tokoh YLCC menyebut julukan itu tidak kondusif, seolah olah memberi pembenaran bahwa komunitas tadi merupakan repre-sentasi masyarakat Belanda yang ada di Indonesia, yang ketika itu menjajah Indonesia.

Sejak saat ini Depok terus bertumbuh dan berkembang menjadi kawasan hunian yang ramai. Pada 1871 pemerintah Hindia Belanda memutuskan menjadikan Depok wilayah otonom sendiri. Sejak itu, Depok yang kala itu telah memiliki daerah teritorial sekitar 1.249 hektare, diperintah seorang residen sebagai Badan Pemerintahan Depok tertinggi.

Depok Zaman Jepang

Setelah Jepang menyerah kepada sekutu, HEIHO dan Pembela Tanah Air (PETA) dibubarkan. Putra-putri HEIHO dan PETA kembali ke kam-pungnya. Mereka diperbolehkan membawa perlengkapan kecuali sen-jata. Diproklamirkannya Indonesia pada 17 Agustus 1945, para pemuda Depok khususnya bekas HEIHO clan PETA terpanggil hatinya untuk berjuang. Pada September 1945 diadakan rapat yang pertama kali di sebuah rumah di Jaian Citayam (sekarang Jalan Kartini). Hadir saat itu seorang bekas PETA (Tole lskandar), tujuh orang bekas HEIHO dan 13 pemuda Depok lainnya.

Pada rapat tersebut diputuskan dibentuk barisan keamanan Depok yang seluruhnya berjumlah 21 orang dengan komandannya Tole Iskandar. Ke-21 orang inilah sebagai cikal bakal perjuangan di Depok.

Terbentuknya Kota Administratif Depok

Waktu terus bergulir seiring pertumbuhan ekonomi masyarakat. Tahun 1976, permukiman warga mulai dibangun dan berkembang terus hingga akhirnya pada tahun 1981 Pemerintah membentuk Kota Administratif (Kotif) Depok. Pembentukan Kotif Depok itu diresmikan oleh Menteri Dalam Negeri, yang saat itu dijabat oleh H Amir Mahmud.

Bersamaan dengan perubahan status tersebut, berlaku pula Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia No 43 tahun 1981, tentang pembentukan Kotif Depok yang meliputi tiga Kecamatan. Yakni, Kecamatan Pancoran Mas, Kecamatan Beji, dan Kecamatan Sukmajaya. Ketiga Kecamatan itu memiliki luas wilayah 6.794 hektare dan terdiri atas 23 Kelurahan.

Lantaran tingginya tingkat kepadatan penduduk yang secara ad-ministratif telah mencapai 49 orang per hektare dan secara fungsional mencapai 107 orang per hektare, pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi, yaitu 6,75 persen per tahun, dan pemikiran regional, nasional, dan Internasional akhirnya konsep pengembangan Kotif Depok mulai dirancang menuju kerangka Kota Depok

Untuk memenuhi tuntutan tersebut, maka diperlukan beragam upaya perwujudan organisasi yang memiliki otonom sendiri, yaitu Kota Madya Depok atau Kota Depok.

Terbentuknya Kota Depok

Pesatnya perkembangan dan tuntutan aspirasi masyarakat yang kian mendesak, tuntutan Depok menjadi kotamadya menjadi semakin mak-simum. Di sisi lain Pemda Kabupaten Bogor bersama pemda Propinsi Jawa Barat memperhatikan perkembangan tersebut, dan mengusulkan kepada Pemerintah Pusat dan Dewan Perwakilan Rakyat.

Memperhatikan aspirasi masyarakat sebagaimana tertuang dalam Surat Keputusan DPRD Kabupaten Bogor, 16 Mei 1994, Nomor 135/SK, DPRD/03/1994 tentang Persetujuan Pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok dan Keputusan DPRD Propinsi Jawa Barat, 7 Juli 1997 Nomor 135/Kep, Dewan.06IDPRD/ 1997 tentang Persetujuan Pembentukan Kota Madya Daerah Tingkat II Depok maka pembentukan Kota Depok sebagai wilayah administratif baru ditetapkan berdasarkan Undang-Undang No. 15 tahun 1999, tentang pembentukan Kota Madya Daerah Tk. II Depok yang ditetapkan pada 20 April 1999.

Kota Depok itu sendiri diresmikan 27 April 1999 berbarengan dengan pelantikan Pejabat Wali Kota Madya Kepala Daerah Tk. I I Depok, Drs. H. Badrul Kamal, yang pada waktu itu menjabat sebagai Wali Kota Administratif Depok.

Momentum peresmian kotamadya ini dapat dijadikan landasan bersejarah dan tepat dijadikan hari jadi kota Depok. Wilayah Kota Depok diperluas ke Kabupaten Bogor lainnya, yaitu Kecamatan Limo, Kecamatan Cimanggis, Kecamatan Sawangan dan sebagian Kecamatan Bojong Gede yang terdiri dari Desa Bojong Pondok Terong, Ratujaya, Pondok Jaya, Cipayung, dan Cipayung Jaya. Hingga kini wilayah Depok terdiri dari enam kecamatan terbagi menjadi 63 kelurahan, 772 RW, 3.850 RT serta 218.095 Rumah Tangga.

Depok menjadi salah satu wilayah termuda di Jawa Barat dengan luas wilayah sekitar 207.006 km2 yang berbatasan dengan tiga kabupaten dan satu provinsi.

Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Ciputat Kabupaten Tangerang dan masuk wilayah Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, dan Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor. Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Cibinong dan Kecamatan Bojong Gede, Kabupaten Bogor. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Parung dan Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor. (panser.withboards.com)

Award Pertama dari Jalani Hidup apa adanya



Allhamdullilah blog sederhana ini mendapatkan berkah AWARD, yang kali ini datang dari sahabat JALANI HIDUP APA ADANYA Sebagai ungkapan rasa terima kasih serta untuk lebih mempererat rasa kekeluargaan sesama blogger dan meningkatkan jalinan silahturahmi, maka kami terima AWARD ini dengan penuh senang hati dan suka cita .

Berhubung ini adalah award ber-backlink, sesuai persyaratan yang menciptakan, pencetus dan yang punya ide award ini, maka akan membagikan dan mendedikasikan award ini kembali kepada 10 orang sahabat blogger yang lain, yaitu :

1.Kong Jaya,
2.Bungasempurna,
3.Kiyai Ceret,
4.Love Is Beauty,
5.Seri Bahasa,
6.Kibarong,
7.Menara,
8.Tips and deign Graphic,
9.Go Irawan Blog,
10.Rahmatan Lil Alamin,
dan semua untuk umum

Bagi sahabat hati yang menerima award ini, demi rasa kekeluargaan dan kebersamaan untuk berkenan membagikan kembali award ini kepada sepuluh orang sahabat blogger yang lain. Dan selanjutnya sahabat penerima award dimohon sudi kiranya meletakkan link-link berikut ini di blog atau posting artikel sahabat semua


ATURAN
Aturannya begini (maaf sekali lagi maaf ya, kalau yang ini saya copy paste dari yang ngasih award ): sebelum kamu meletakkan link di atas, kamu harus menghapus peserta nomor 1 dari daftar. Sehingga semua peserta naik 1 level. Yang tadi nomor 2 jadi nomor 1, nomor 3 jadi 2, dst. Kemudian masukkan link kamu sendiri di bagian paling bawah (nomor 10). Tapi ingat ya, kalian semua harus fair dalam menjalankannya. Jika tiap penerima award mampu memberikan award ini kepada 5 orang saja dan mereka semua mengerjakannya , maka jumlah backlink yang akan didapat adalahNah, silahkan copy paste saja, dan hilangkan peserta nomor 1 lalu tambahkan link blog/website kamu di posisi 10. Ingat, kamu harus mulai dari posisi 10 agar hasilnya maksimal. Karena jika kamu tiba2 di posisi 1, maka link kamu akan hilang begitu ada yang masuk ke posisi 10.
Bagi siapa saja yang menerima award ini diharuskan untuk membagikan kembali award ini kepada sepuluh orang temannya. Dan selanjutnya si penerima award harus meletakkan link-link berikut ini di blog atau artikel kamu :


1.MAS DOYOK
2.RIZKY
3.REZA
4.OMTOMI
5.OTE TATSUYA
6.IRAWANQQ
7.IWAN TANJUNG
8.TITIHAN HATI
9.JALANI HIDUP APA ADANYA
10.RAJA SALAHUDDIN

Ketika posisi kamu 10, jumlah backlink = 1
Posisi 9, jml backlink = 5
Posisi 8, jml backlink = 25
Posisi 7, jml backlink = 125
Posisi 6, jml backlink = 625
Posisi 5, jml backlink = 3,125
Posisi 4, jml backlink = 15,625
Posisi 3, jml backlink = 78,125
Posisi 2, jml backlink = 390,625
Posisi 1, jml backlink = 1,953,12

Dan semuanya menggunakan kata kunci yang kamu inginkan. Dari sisi SEO kamu sudah mendapatkan 1,953,125 backlink dan efek sampingnya jika pengunjung web para downline kamu mengklik link itu, kamu juga mendapatkan traffik tambahan

Senin, 27 Juli 2009

SEJARAH SINGKAT KOTA DEPOK


Kota Depok dahulu merupakan sebuah dusun terpencil ditengah hutan belantara, yang kemudian pada tanggal 18 Mei 1696 seorang pejabat tingi VOC Cornelis Cahstelein membeli tanah yang meliputi daerah Depok dan sedikit wilayah Jakarta Selatan serta Ratujaya Bojong Gede. Selanjutnya tahun 1871 Pemerintah Belanda mengizinkan daerah Depok membentuk Pemerintahan dan Presiden sendiri.

Keputusan tersebut berlaku sampai 1942. Gemeente Depok diperintah oleh seorang Presiden sebagai badan Pemerintahan tertinggi. Di bawah kekeuasaannya terdapat kecamatan yang membawahi mandat (9 mandor) dan dibantu oleh para Pencalang Polisi Desa serta Kumitir atau Menteri Lumbung. Daerah teritorial Gemeente Depok meliputi 1.244 Ha namun hapus pada tahun 1952 setelah terjadi perjanjian pelepasan hak antara Pemerintah RI dengan pimpinan Gemeente Depok, tapi tidak termasuk tanah-tanah Elgendom dan beberapa hak lainnya. Bermula dari sebuah Kecamatan yang berada dalam lingkungan Kewedanaan (Pembantu Bupati) wilayah Parung yang meliputi 21 Desa, pada tahun 1976 perumahan mulai dibangun dan berkembang terus yang akhirnya pada tahun 1981 Pemerintah membentuk kota Administratif Depok yang peresmiannya diselenggarakan pada tanggal 18 Maret 1982 oleh Menteri Dalam Negeri (H. Amir Machmud).
Selama kurun waktu 17 tahun kota Administrasi Depok mengalamai penggantian kepemimpinan mulai dari walikota pertama Drs. Rukasah Suradimadja (Alm) (1982-1984), Walikota kedua Drs. H. M.I.Tamdjid (1984-1988), Walikota ketiga Drs. H. Abdul Wachyan (1988-1991), keempat Drs. H. Moch. Masduki (1991-1992), kelima Drs. H. Sofyan Safari Hamim (1992-1996) kemudian kepemimpinan Kotip Depok dijabat oleh Walikota Depok keenam Drs. H. Badrul Kamal (1997-1999) yang pada tanggal 27 April 1999 dilantik menjadi Pejabat Walikotamadya kepala Daerah Tingkat II Depok (bersama dengan Peresmian Kota Depok). (pacific.net.id)

Rabu, 22 Juli 2009

Peristiwa Kapal Tujuh Provinsi (Zeven Provinciën)

Pemberontakan yang terjadi diatas kapal angkatan laut Zeven Provinciën milik Belanda di lepas pantai Sumatra pada tanggal 5 Februari 1933. Adapun yang menjadi penyebabnya adalah keputusan untuk menurunkan gaji pegawai pemerintah Hindia Belanda sebesar 17% yang diumumkan pada tanggal 1 Januari 1933. Penurunan gaji pegawai tersebut merupakan upaya pemerintah Hindia Belanda untuk mengurangi defisit anggaran belanja akibat depresi ekonomi yang melanda dunia pada saat itu.

Namun keputusan tersebut mendapat tantangan hebat dari semua pihak, baik pegawai berkebangsaan Eropa, Indonesia maupun Eurasia yang ada di pemerintahan Hindia Belanda. Pemberontakan diatas kapal Zeven Provincien tersebut diatasi dengan cara pemboman kapal tersebut oleh pesawat udara angkatan laut Belanda.
Dampak dari Peristiwa Kapal Tujuh Provinsi tersebut :
Gubernur Jenderal De Jonge mendapat serangan atas kebijaksanaannya tersebut dari segala fihak, termasuk dari kelompok orang Eropa yang ada di Hindia Belanda
Kaum Nasionalis menjadi kambing hitam terhadap terjadinya peristiwa pemberontakan tersebut, menyebabkan pemerintah Hindia Belanda lebih ketat lagi mengawasi kegiatan kaum nasionalis tersebut
Campur tangan pemerintah terhadap semua partai politik yang ada di Hindia Belanda semakin dalam
Sejumlah media massa saat itu terkena getahnya juga, di breidel dan pimpinan redaksinya ditahan
Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Peristiwa_Kapal_Tujuh_Provinsi"


Senin, 13 Juli 2009

Jackson ingin sekali dikloning


Jackson pernah diberitakan ingin sekali dikloning. Ia takut sekali pada kematian. Seperti dituturkan oleh bekas sopirnya, Al Bowman, raja pop yang tutup usia pada Kamis, 25 Juni lalu, itu sangat terobsesi atas kesuksesan Dolly, domba betina Amerika hasil kloning.
Jackson bahkan pernah mendatangi konferensi yang digelar sekte Raelian di Las Vegas pada 2002. Sekte religius yang didirikan jurnalis Prancis, Claude Vorilhon, ini meyakini bahwa roh manusia ikut mati dalam tubuh yang melapuk. Satu-satunya kunci menuju hidup abadi, Raelian meyakini, adalah kloning--mencipta ulang seorang manusia dari susunan genetiknya.
"Saya benar-benar ingin melakukannya, Uri, dan saya tidak peduli biayanya," kata Jackoa kepada sahabatnya, Uri Geller, seorang cenayang, saat mereka keluar dari gedung tempat berlangsungnya konferensi.
Terlepas dari akurasi berita itu dan seberapa jauh kebenaran klaim Clonaid--divisi ilmiah Raelian yang menyatakan berhasil mencipta anak perempuan yang dinamakan Hawa, faktanya sains belum sehebat yang diinginkan Jacko. Belum ada konfirmasi resmi yang menyatakan keberhasilan embrio manusia hasil kloning yang tumbuh menjadi jabang bayi, apalagi yang sampai ke tahap pertumbuhan sesudahnya semacam bocah perempuan Hawa.
Tapi, memang, kemampuan itu sudah menuju kesana. Mungkinkah Michael Jackson yang juga pernah berhasrat mengawetkan jasadnya sebelum mati secara kriogenik (dengan temperatur yang sangat dingin) akan menjadi yang pertama?
Para ilmuwan memang memulainya dengan hewan. Tak usah berbicara Dolly, mamalia pertama hasil kloning dari sel hewan dewasa pada 1996, yang kemudian disusul hewan lainnya, yakni tikus, sapi, babi, anjing, kucing, dan monyet. Teknologi ini sebenarnya sudah ada sejak 1952 ketika seekor katak kolam dibuat "berganda" lewat sel-sel embrionik.
Total sudah ada ratusan hewan klon, tapi faktanya jenis-jenis mereka masih terbatas itu-itu saja. Proses kloning masih tidak efektif. Data dari Human Genome Project mengungkapkan, sekitar 98 persen eksperimen kloning mampat. Kebanyakan di antaranya berujung pada embrio yang lemah dan kematian prematur.
Seperti si domba Dolly dan kawan-kawannya sesama hewan klon, beberapa spesies boleh jadi memang lebih resistan terhadap terapi transfer inti sel somatik. Proses pelucutan nukleus dari sebuah sel telur, lalu menukarnya dengan nukleus milik sel donor, memang tergolong proses terapi traumatik. Butuh teknologi yang lebih mutakhir sebelum lebih banyak spesies mampu tumbuh melalui proses itu.
Hambatan itu belum seberapa karena yang terberat justru ada di luar laboratorium, yaitu kepedulian soal etika. Human Genome Project mengungkapkan bahwa para dokter dari American Medical Association dan para ilmuwan dari American Association for the Advancement of Science telah mengeluarkan pernyataan publik yang menolak kloning reproduktif manusia.
Sebuah analisis kebijakan yang dilakukan United Nations University pada 2007 menyimpulkan, kloning harus dinyatakan ilegal atau dunia harus memiliki rencana untuk melindungi aktivitas klon-mengklon dari diskriminasi dan penyalahgunaan. Yang dikhawatirkan adalah kloning bisa menjadikan kehidupan manusia sebagai komoditas, "sehingga akan ada semacam pasar organ manusia dari 'tubuh tanpa otak' hasil kloning untuk memenuhi hasrat mereka para orang kaya yang ingin menambah panjang hidupnya."
Michael Jackson, seperti diberitakan, hanya menginginkan sebuah versi mini dari dirinya sekadar untuk terus menjaga harta dan popularitasnya. Al Bowman mengungkapkan, "Ia ingin Michael Jackson bisa hidup selamanya." ( sumber: Koran Tempo)


Jumat, 03 Juli 2009

SURAQOH TERSUNGKUR DI HADAPAN RASUL


Karena perlakuan yang tidak adil dan diskriminatif oleh kaum Quraisy terhadap Rasul Muhammad dan para sahabat maka seluruh kaum muslimin hijrah ke Yastrib (Madinah). Tinggallah Nabi Muhammad dan Abu Bakar paling akhir berangkat ke Madinah. Tetapi karena kebencian dan dendam yang mendalam terhadap Rasul dan kaum muslimin kaum Quaraisy terus mengejar dan hendak membunuh Muhammad. Pengejaran ini dipimpim oleh pemuka Quraisy salah satunya adalah Abu Jahal, Paman Rasul.

Ketika kaum Quraisy tiba di Darun Nadwah, para peminpin Quraisy berunding bagaimana caranya agar dapat mengejar dan menangkap Muhammad lalu membunuhnya. Diputuskan dalam perundingan itu bahwa barang siapa yang dapat membunuh Muhammad akan diberi hadiah 100 ekor unta. Mendengar itu Suraqoh bin Malik menyanggupi tugas tersebut dan berkata “Akulah yang sanggup menangkap Muhammad dan menyeretnya kemari kehadapan kalian. Dan jika dia membangkang akan aku tebas batang lehernya.”
Suraqoh adalah salah seorang pemuda Quraisy yang hebat mengendarai kuda. Dipilihlah kuda yang paling baik untuk mengejar Rasulullah yang dikiranya belum begitu jauh. Hadiah 100 ekor unta menjadi motivasi bagi Suraqoh untuk dapat menemukan dan membunuh Muhammad, dan tak lama kemudian Rasul dan Abu Bakar dapat ditemuinya. Melihat Suraqoh memacu kudanya dengan kencang hendak menghampiri Rasul dan Abu Bakar, maka Abu Bakar berkata kepada Rasul, “Ya Rasulullah, kita telah ditemukan oleh Suraqoh dan Suraqoh adalah orang Arab yang pemberani.” Rasulullah menjawab, “Engkau jangan takut. Allah bersama kita”.
Dengan menghunus pedangnya Suraqoh berkata pada Rasulullah; “Wahai Muhammad...! Siapakah yang bisa menghalangiku untuk membunuhmu pada hati ini?”. Rasul menjawab, “Allahlah yang menghalangimu, Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Mulia dan Maha Kuasa.”
Lalu datanglah Malaikat Jibril dan berkata kepada Rasulullah, “Wahai Muhammad, Allah telah berfirman kepadamu bahwa bumi ini ditunudukkan kepada perintahmu. Maka perintahkanlah bumi itu menurut kehendakmu.” Maka berkatalah Rasul kepada kepada bumi, “Wahai bumi, ambillah Suraqoh dan kudanya.” Saat itu juga bumi menarik Suraqoh dan kudanya sampai ke batas lututnya.
Suraqoh terjerembab ke dalam bumi dan tak sanggup bangkit sendiri, berulang-ulang dia mencoba untuk bangkit namun tak bisa dan akhirnya dia jadi putus asa, lalu terpaksa minta tolong kepada Rasulullah, katanya: “Wahai Muhammad, tolonglah aku. Demi Zat yang Maha Mulia, jika engkau bisa menolong aku, aku pasti tidak akan menyakitimu.” Kemudian Rasulullah berdoa kepada Allah dan selamatlah Suraqoh dan kudanya.
Setelah Suraqoh selamat, dia tidak menepati janjinya untuk tidak menyakiti Rasulullah tetapi kembali dia menghunus pedangnya ke hadapan Rasul dan seperti pertama kali dia dan kudanya terjerembab ke dalam bumi dan kembali ditolong oleh Rasulullah. Hal itu diulangnya sampai tujuh kali. Baru setelah yang ke delapan kali dia berhenti dan bertobat.
Suraqoh merasa berhutang budi kepada Rasul karenanya ia menawarkan hadiah berupa harta benda miliknya. Dia berkata; “Wahai Muhammad, aku ini mempunyai beberapa unta dan binatang ternak lainnya ayng bisa dipakai untuk bekal perjalananmu. Maka panggilah pengembala untuk mengambil semua itu di rumahku sekehendak hatimu”.
Rasulullah tidak suka dengan kesenangan harta benda dunia. Beliau berkara; “Wahai Suraqoh, jika engkau tidak suka pada agama Islam, aku pun tidak suka harta dan binatang ternakmu”. Kemudian Suraqoh bera dan binatang ternakmu”. Kemudian Suraqoh berkata lagi; “Wahai Muhammad. Agamamu ini akan menjadi besar di muka bumi ini dan engkau akan memiliki banyak kerbat dari anak Adam. Oleh karena itu, berjanjilah kepadaku, bila kemenangan ada di pihakmu maka muliakanlah diriku”. Dan lanjutnya “Wahai Muhammad, katakanlah apa yang engkau inginkan dari ku?”. Rasul menjawab; ”Yang ku inginkan dari adalah, pulangkanlah pasukan Quraisy”.
Maka Suraqoh pulang dengan perasaan kagum terhadap orang yang selama ini dianggapnya sebagai musuh oleh orang Quraisy. Ketika ditengah perjalanan, bertemu dengan Abu Jahal dan pasukannya yang menyusul Suraqoh. Suraqoh berkata pada Abu Jahal; "Wahai Abu Hakam, sebaiknya engkau dan pasukanmu kembali saja karena Muhammad tidak melewati jalan ini”.
Abu Jahal menjawab; “Wahai Suraqoh aku menduga bahwa engkau baru saja bertemu dengan Muhammad, maka beritahukanlah kepada kami dimana Muhammad sekarang”. Suraqoh tidak menjawab, ia hanya melantunkan Syair:

“Abu Hakam.... demi Laata.....
Jika engkau termasuk orang yang menyaksikan.............

Di depanku, kaki kudaku telah terperosok ke dalam perut bumi.....
Engkau mengerti dan tidak ragu bahwa Muhammad itu adalah seorang utusan...

Dan tidak ada seorangpun yang mengingkarinya......
Minggirlah dan pulangkanlah orang-orang yang hendak mengejar Muhammad.....

Aku telah melihat derajat Muhammad pada hari ini dan akan tampak tanda-tandanya nanti.....”

Kamis, 02 Juli 2009

Melacak Inspirasi Basoeki Abdullah


Pameran lukisan Basoeki Abdullah (almarhum) digelar di Galeri Nasional. Banyak inspirasinya ternyata berasal dari lukisan besar dunia.
Basoeki Abdullah. Nama depannya memakai "oe", ejaan lama Van Ophuijsen, sementara nama belakangnya menggunakan ejaan Soewandi. Seperti ejaan namanya, sang maestro lukis melintasi, serta dekat dengan, dua pemimpin besar Indonesia yang berbeda arah, Soekarno dan Soeharto.

Ia memang keturunan priyayi. Kakeknya tokoh pergerakan, Dr Wahidin Sudirohusodo. Ayahnya adalah Abdullah Surio Subroto, pelukis naturalis sekaligus penari. Dari ayahnya, ia mulai mengenal seni melukis. Sejak balita, Basoeki sudah mulai mencoreti kertas dan kanvas. Ibunya, Raden Ajeng Sukarsih, kerabat Kasunanan Solo.
Basoeki pada zaman Orde Baru sering diingat orang karena senantiasa mengenakan topi pet, berjas, dan berkacamata besar--yang tebal lensanya sekitar setengah sentimeter. Kacamata itu, yang kini penuh jamur, bisa dilihat di pameran Basoeki Abdullah, "Fakta dan Fiksi", di Galeri Nasional hingga 5 Juli mendatang. Poster pameran tak memajang potret Basoeki dengan topi pet, melainkan lukisan dirinya semasa muda: berpakaian terpelajar, rambut berombak, dan beralis tebal.
Di pameran itu tak banyak lukisan Basoeki yang berhasil didatangkan. Panitia bisa meminjam beberapa koleksi pribadi, seperti dari pengusaha Setiawan Djody. Tapi usaha untuk membawa koleksi Kepresidenan tak berhasil. Seorang panitia mengatakan lukisan yang pada zaman Megawati dipamerkan di Istana Negara kini tercerai-berai. Ruang pamer itu kini dipakai sebagai ruang kerja Presiden Yudhoyono.
Tapi setidaknya kita bisa melihat jejak-jejak Basoeki. Yang penting dari pameran ini, kita bisa melihat rentang tema yang dirambah oleh Basoeki, mulai lukisan potret, figur, pemandangan alam, sampai karya yang bersumber dari mitologi. Nilai yang paling utama adalah, kurator Mikke Susanto menuliskan dalam katalog, bisa membuat perbandingan antara lukisan Basoeki dan karya pelukis-pelukis Eropa. Melalui usaha perbandingan Mikke, kita bisa mengetahui bahwa ternyata lukisan Basoeki banyak terinspirasi oleh pelukis lain.
Beberapa karya Basoeki, misalnya Perubahan Kehidupan Dunia dan Perubahan, yang menampilkan dunia hewan, mirip seperti yang dibawa Raden Saleh. Basoeki, kata Mikke, lebih naturalis, sementara Raden Saleh simbolis. Bila Raden Saleh memakai binatang untuk simbol rakyat (banteng) hingga negara-negara Eropa (singa), Basoeki lebih menonjolkan kegelisahannya tentang spesies yang berada di ambang kepunahan.
Banyak juga lukisan Basoeki Abdullah yang dramatis, yang terinspirasi oleh pelukis Inggris, John Martin (1789-1854). Tengoklah lukisan Bagaimana Jika Tuhan Murka, yang berstatus koleksi Istana Presiden. Lukisan itu menggambarkan bumi yang terbelah. Awan dan langit tampak bergetar. Bumi terbelah, sementara sosok-sosok manusia bergelimpangan dan sekarat.
Menurut Agus Dermawan T., seperti dikutip Mikke, karya Basoeki ini terinspirasi oleh lukisan Great Day of His Wrath karya John Martin bertahun 1853. Basoeki, menurut Agus, tak sendirian terpengaruh lukisan ini. Pelukis dunia lain, seperti Glenn Brown, juga terpengaruh lukisan ini. Suasana dramatis ala John Martin juga tampak pada karya Basoeki: Gatotkaca dan Antasena dengan Sembadra. Lukisan itu menampilkan sepotong imajinasi dari mitologi Mahabharata. Kita lihat air laut dan api dilukis dengan kesan bergelora yang menakutkan. Tapi ini juga mirip dengan Destruction of Sodom and Gomorrah, karya Martin bertahun 1852.
Kemolekan alam juga pernah menjadi concern Basoeki--yang menganggap Nyai Roro Kidul sebagai ibu. Karya-karya yang berbau eksotis semacam itu banyak dikoleksi Soekarno. Saat itu, sebagai pemimpin negara baru, Soekarno berkepentingan pula menunjukkan kiprah Indonesia di ranah seni. Lukisan-lukisan Basoeki sering diboyong ke luar negeri untuk dipamerkan. Soekarno bahkan datang sendiri saat koleksi Basoeki dipamerkan di Jepang.
Banyak pemimpin negara lain yang dilukis oleh Basoeki. Di negara-negara yang dekat, seperti Brunei Darussalam dan Thailand, Basoeki kerap melukis para raja itu hingga putri-putrinya. Kita bisa melihat "seri" lukisan potret pemimpin negara itu di pameran. "Saya suka sekali seri potret ini," kata seorang pengunjung bernama Yudia, yang ibunya dulu pernah menjadi model lukisan Basoeki.
Satu dinding Galeri Nasional bahkan didominasi seri lukisan pemimpin Gerakan Non-Blok. Pada 1992, Soeharto memang meminta Basoeki melukis potret para pemimpin negara yang berkumpul untuk konferensi di Tanah Air. Salah satu lukisan memajang wajah-wajah mereka, dengan Soeharto sebagai sentralnya. Ukuran wajah Soeharto juga lebih besar dibanding yang lain.
Semasa kariernya sebagai pelukis, Basoeki agak bersaing dengan Sindoedarsono Soedjojono (1913-1985), pelopor seni lukis modern Indonesia. Soedjojono, sejak 1930-an, mengecam Basoeki tak nasionalis karena sering melukis pemandangan alam dan perempuan cantik (Basoeki banyak melukis perempuan telanjang, yang kini disimpan di ruangan khusus di Istana Negara di Bogor).
Perseteruan keduanya diakhiri di Ancol. Pada 1985, pengusaha Ir Ciputra mempertemukan Soedjojono dengan Basoeki, juga Affandi, dalam pameran bersama. Pertemuan tiga maestro itu nyaris batal karena Basoeki tiba-tiba tak datang ke penginapannya di Putri Duyung Cottage. Tapi pada 25 Maret, pukul 10 pagi, Basoeki muncul di Ancol. Kedatangannya itu bahkan disambut sendiri oleh Ciputra, yang tentu sempat berdebar-debar. Ketiga maestro lukis itu sempat berfoto bersama dengan senyum lebar di wajah mereka.
Soedjojono wafat beberapa bulan kemudian. Basoeki, yang lahir pada 25 Januari 1915, masih bertahan hingga usia 78 tahun. Ia wafat pada 5 November 1993 karena dibunuh seorang pencuri yang menyelinap ke dalam rumahnya. Pada hari nahas itu, saat malam hari, seorang maling bernama Amirudin Al-Nanda--yang merupakan tukang kebunnya sendiri--menyelinap masuk ke kamar sang tuan untuk merampok jam-jam koleksi Basoeki. Basoeki terkejut ketika memergokinya. Amirudin panik dan meraih senapan laras panjang milik Basoeki yang dipajang di dinding, lalu memukulkannya ke tubuh tuannya itu.
Di pameran di Galeri Nasional itu, kita bisa melihat senapan yang menuntaskan hidup Basoeki. Kita juga bisa melihat beberapa sisa koleksi arloji yang diincar oleh sang maling. Kita tercenung. Seluruh hidup Basoeki diabdikan pada yang molek, yang indah di indra, dan yang romantis. "Saya tak ingin mengkhianati aliran besar (yang memuja keindahan)," katanya pada suatu kali. Namun, seseorang mengakhiri hidupnya yang eksotis itu dengan cara yang barbar. IBNU RUSYDI
Hello Assalamu'alaikum sahabat blogger tercinta atau siapapu yang datang kesini. Silahkan baca artikelnya mudah-mudahan bermanfaat kalo sudah baca jangan lupa memberikan komentar, apapun komentarnya, yang enak maupun yang tidak enak, boleh memuji maupun mencela yang penting kasih komentar. Makasih yah.

ZIKIR YANG AMPUH

Award Dari Sahabat

    Award dari Sahabat

Blog Sahabat

Bendera Negara Pengunjung

free counters